Sabtu, 06 Juli 2013

Tugas 4

 Berbahasa Sesuai dengan Ranah Pemakaiannya 

 
Masyarakat Indonesia patut berbangga dikarenakan mempunyai kekayaaan budaya yang luar biasa banyak jumlahnya. Bahasa salah satu bukti kekayaan budaya Indonesia. Bahkan hanya pada satu propinsi sudah dapat ditemukan berbagai macam bahasa yang mencerminkan daerah asal dari bahasa tersebut. Bagaimana dengan pendapat bahwa kebudayaan berbahasa di Indonesia yang semakin luntur? Jika hanya dilihat dalam lingkup suatu tempat seperti di Jakarta, memang dapat dikatakan bahwa kebudayaan berbahasa daerah sudah mulai berkurang. Namun hal itu dikarenakan Jakarta adalah sebuah kota yang dihuni bukan hanya dari penduduk asli Jakarta, namun juga dihuni oleh penduduk dari luar yang mempunyai kepentingan tertentu. Beda halnya jika berada pada sebuah kota yang mayoritas masih dihuni oleh penduduk asli dari tempat tersebut. Bisa dipastikan bahasa daerah masih menjadi bahasa utama di tempat tersebut.
Hal yang paling penting dalam berbahasa adalah bagaimana menempatkan diri pada posisi , kondisi dan cara berkomunikasi yang benar.Terlebih dengan adanya dampak globalisasi dilingkungan sekitar.  Contohnya pada dunia kerja yang ada di kota Jakarta. Banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan cara berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan mitra kerja juga berbeda.
Pada dasarnya Bahasa Indonesia merupakan adopsi dari beberapa bahasa dari luar yang dibakukan ke dalam Bahasa Indonesia. Maka dengan berkembangnya jaman, masih ada kemungkinan bertambahnya kosakata-kosakata baru. Walaupun tidak dianggap kedalam bahasa baku, pada kenyataannya pada kehidupan sehari dan pergaulan sehari-hari sudah banyak muncul kosakata baru yang dianggap sedang trend. Salah satu faktor munculnya kosakata tersebut dikarenakan banyak fasilitas sosial media yang ada di lingkungan dunia maya. Bahkan disuatu negara sudah mem-baku-kan sebuah kosakata yang diambil dari sebuah nama sosial media. Berikut kutipan dari sebuah berita online:

Kata 'Tweet' Masuk Kamus Bahasa Inggris Oxford

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Istilah tweet dan dad dancing kini dapat anda temukan di antara 1.200 kata baru atau kata yang direvisi dalam kamus Bahas Inggris Oxford (OED) versi terbaru.
Dalam proses pembaruan tiga bulanan yang dilakukan OED, pihak pengelola meluaskan entri istilahnya dengan menambahkan follow (kata kerja), follower (kata benda), dan tweet (kata kerja dan benda) sebagai istilah bagi media sosial.
Semakin maraknya media sosial sebagai bagian gaya hidup menjadikan ketiga istilah itu menjadi bahasa sehari-hari masyarakat enam tahun terkahir.
Kata tweet kini memiliki dua definisi. Pertama, sebagai sebuah tulisan di layanan media sosial Twitter. Kedua, sebagai nada melengking, arti yang lebih tradisional.
''Apa yang dilakukan setidaknya melanggar satu aturan OED,'' kata Kepala Editor OED, John Simpson seperti dilansir Telegraph, Senin (17/6).
Simpson mengatakan setidaknya butuh waktu 10 tahun untuk terus digunakan masyarakat sebelum sebuah kata dapat dimasukkan dalam OED.
Dad dancing, kegiatan yang hampir selalu ada dalam pernikahan orang Inggris, didefinisikan sebagai gaya menari yang aneh, kuno, dan tak bersemangat di tengah alunan musik pop yang biasannya dilakukan pria paruh baya atau pria usia lanjut.

sumber : http://www.republika.co.id/berita/humaira/sana-sini/13/06/18/mok1xe-kata-tweet-masuk-kamus-bahasa-inggris-oxford

Tidak ada komentar:

Posting Komentar